Sabtu, 19 Februari 2011

TERUSKAN KEBAIKAN YANG KAMU TERIMA HARI INI

Mungkin aku tidak termasuk dari kumpulan orang-orang yang mengistimewakan VALENTINE DAY, karena hari-hari yang kujalani ku usahakan untuk selalu berbagi kasih sayang dan kebahagiaan dengan orang lain.

Cerita ini sebenarnya sudah terjadi 5 tahun yang lalu, ditahun-tahun awal pernikahanku. Aku bersama istri terkasihku dan tiga keponakanku yang lucu-lucu dalam perjalanan ke tempat wisata TELAGA SARANGAN, suatu lokasi wisata di dekat kota Ponorogo dengan telaga sebagai sentralnya yang dikelilingi perbukitan yang indah. Dengan mobil sewaan aku mengambil rute jalan yang paling cepat jarak tempuhnya yaitu dari arah Grojogan Sewu,Karanganyar, tetapi dengan resiko jalan yang kulalui naik turun dan berkelok-kelok tajam.

Perjalanan terhitung lancar walau mobil yang kami sewa memang sudah berumur tua sehingga ngos-ngosan sewaktu ditanjakan, begitupun di lokasi wisata semua bisa merasakan atmosfir kesejukan dan keindahan alam Telaga Sarangan. Berjalan menyusuri sepanjang tepian telaga, mengelilingi telaga dengan perahu bebek, ataupun menikmati soto khas sarangan dan segarnya degan ijo yang disajikan utuh sama tempurungnya.

Hingga waktu menjelang petang, dan kamipun bergegas pulang dengan menggenggam kenangan manis di Telaga Sarangan. Kami sudah hampir tiba di desa Telogodrimo ketika tiba-tiba mesin mobil yang kami kendarai mati.Dengan bekal ilmu yang pas-pasan aku berusaha memperbaiki, hingga jalanan mulai gelap usahaku belum menemui hasil. HP yang kami bawapun tidak bisa membantunya karena tidak ada sinyal. Istriku yang berusaha mencegat setiap mobil yang lewat juga tidak berhasil, memang ada satu-dua mobil ataupun motor yang lewat tapi semua seakan tidak peduli.

Jarak ke desa Telogodrimo tinggal lima kilometeran tapi dalam kondisi yang gelap dan jalan yang menanjak tajam, sangat mustahil kalau istri dan ketiga keponakanku harus berjalan kesana, kalau aku yang kesana sementara mereka kutinggal disini juga sangat berbahaya apalagi didaerah sini masih ada Harimau liar, yang sering berkeliaran dimalam hari, untung hal yang satu ini istriku tidak tahu, tapi para pendaki gunung Lawu pasti sudah tahu.

Akhirnya aku hanya termenung didalam mobil,tak tega rasanya melihat istriku yang berusaha tenang walau raut mukanya menyiratkan kepanikan serta keponakan-keponakanku yang terlihat bingung dengan apa yang terjadi. Hawa dingin mulai menusuk, kegelapan seakan membutakan mata dan hatiku.....semua diam.......hanya suara detak jam kami yang seakan saling beradu cepat.

Tiba-tiba dari arah depan ada sorot lampu mobil yang tajam mendekati mobilku,seorang lelaki yang setengah terbungkuk menghampiri mobilku. Dia menyapa dengan sopan dan menanyakan masalah pada mobilku. Belum sempat aku meminta tolong, ia bergegas kembali kemobilnya dan mengambil seperangkat 
alat dan segera membongkar mobilku. aku hanya terdiam dibelakangnya sambil memegangi senter sebagai penerangan. Setengah jam kemudian bapak yang ternyata memakai kaki palsu ini menyuruhku menghidupkan mesin, dan Alhamdulillah........dia berhasil menghidupkan mesin mobilku, dia berhasil menyelamatkan aku dan keluargaku dari malapetaka dan marabahaya yang mungkin akan ku alami andai saja "sang malaikat" ini tidak diutus olehNya kesini.

Dalam kegembiraanku aku baru tersadar kalau aku belum mengucapkan terimakasih, aku segera menghampiri penolongku itu yang sedang bercanda dengan keponakan-keponakanku sehingga mereka tertawa-tawa. Aku sudah mau meyelipkan lembaran uang kesakunya sebagai ganti jasanya dan sebagai wujud rasa terimakasihku, tapi sungguh diluar dugaan.......ternyata "sang malaikat" menolak mentah-mentah pemberianku dengan sambil tersenyum ramah. Dengan berbagai cara aku tidak berhasil meyakinkannya untuk menerima pemberianku sebagai balas budinya.

Akhirnya lelaki tua ini menuntunku kesamping mobil dan membisikkan ke telingaku 
Mungkin aku tidak termasuk dari kumpulan orang-orang yang mengistimewakan VALENTINE DAY, karena hari-hari yang kujalani ku usahakan untuk selalu berbagi kasih sayang dan kebahagiaan dengan orang lain.

Cerita ini sebenarnya sudah terjadi 5 tahun yang lalu, ditahun-tahun awal pernikahanku. Aku bersama istri terkasihku dan tiga keponakanku yang lucu-lucu dalam perjalanan ke tempat wisata TELAGA SARANGAN, suatu lokasi wisata di dekat kota Ponorogo dengan telaga sebagai sentralnya yang dikelilingi perbukitan yang indah. Dengan mobil sewaan aku mengambil rute jalan yang paling cepat jarak tempuhnya yaitu dari arah Grojogan Sewu,Karanganyar, tetapi dengan resiko jalan yang kulalui naik turun dan berkelok-kelok tajam.

Perjalanan terhitung lancar walau mobil yang kami sewa memang sudah berumur tua sehingga ngos-ngosan sewaktu ditanjakan, begitupun di lokasi wisata semua bisa merasakan atmosfir kesejukan dan keindahan alam Telaga Sarangan. Berjalan menyusuri sepanjang tepian telaga, mengelilingi telaga dengan perahu bebek, ataupun menikmati soto khas sarangan dan segarnya degan ijo yang disajikan utuh sama tempurungnya.

Hingga waktu menjelang petang, dan kamipun bergegas pulang dengan menggenggam kenangan manis di Telaga Sarangan. Kami sudah hampir tiba di desa Telogodrimo ketika tiba-tiba mesin mobil yang kami kendarai mati.Dengan bekal ilmu yang pas-pasan aku berusaha memperbaiki, hingga jalanan mulai gelap usahaku belum menemui hasil. HP yang kami bawapun tidak bisa membantunya karena tidak ada sinyal. Istriku yang berusaha mencegat setiap mobil yang lewat juga tidak berhasil, memang ada satu-dua mobil ataupun motor yang lewat tapi semua seakan tidak peduli.

Jarak ke desa Telogodrimo tinggal lima kilometeran tapi dalam kondisi yang gelap dan jalan yang menanjak tajam, sangat mustahil kalau istri dan ketiga keponakanku harus berjalan kesana, kalau aku yang kesana sementara mereka kutinggal disini juga sangat berbahaya apalagi didaerah sini masih ada Harimau liar, yang sering berkeliaran dimalam hari, untung hal yang satu ini istriku tidak tahu, tapi para pendaki gunung Lawu pasti sudah tahu.

Akhirnya aku hanya termenung didalam mobil,tak tega rasanya melihat istriku yang berusaha tenang walau raut mukanya menyiratkan kepanikan serta keponakan-keponakanku yang terlihat bingung dengan apa yang terjadi. Hawa dingin mulai menusuk, kegelapan seakan membutakan mata dan hatiku.....semua diam.......hanya suara detak jam kami yang seakan saling beradu cepat.

Tiba-tiba dari arah depan ada sorot lampu mobil yang tajam mendekati mobilku,seorang lelaki yang setengah terbungkuk menghampiri mobilku. Dia menyapa dengan sopan dan menanyakan masalah pada mobilku. Belum sempat aku meminta tolong, ia bergegas kembali kemobilnya dan mengambil seperangkat 
alat dan segera membongkar mobilku. aku hanya terdiam dibelakangnya sambil memegangi senter sebagai penerangan. Setengah jam kemudian bapak yang ternyata memakai kaki palsu ini menyuruhku menghidupkan mesin, dan Alhamdulillah........dia berhasil menghidupkan mesin mobilku, dia berhasil menyelamatkan aku dan keluargaku dari malapetaka dan marabahaya yang mungkin akan ku alami andai saja "sang malaikat" ini tidak diutus olehNya kesini.

Dalam kegembiraanku aku baru tersadar kalau aku belum mengucapkan terimakasih, aku segera menghampiri penolongku itu yang sedang bercanda dengan keponakan-keponakanku sehingga mereka tertawa-tawa. Aku sudah mau meyelipkan lembaran uang kesakunya sebagai ganti jasanya dan sebagai wujud rasa terimakasihku, tapi sungguh diluar dugaan.......ternyata "sang malaikat" menolak mentah-mentah pemberianku dengan sambil tersenyum ramah. Dengan berbagai cara aku tidak berhasil meyakinkannya untuk menerima pemberianku sebagai balas budinya.

Akhirnya lelaki tua ini menuntunku kesamping mobil dan membisikkan ke telingaku "TERUSKAN KEBAIKAN YANG KAMU TERIMA HARI INI UNTUK ORANG LAIN DIKEMUDIAN HARI YANG MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN DARIMU"



Semarang, 14 Februari 2011 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar