Selasa, 22 Maret 2011

DALAM KEAGUNGAN CINTA FATIMAH AZ-ZAHRA

Sejatinya, sosok Fatimah telah lama ada di hati Ali. Ali-lah yang mengantarkan Fatimah kecil meninggalkan Mekkah menyusul ayahnya yang telah dulu hijrah. Ali pula yang menyaksikan dengan mata kepala sendiri, betapa Fatimah menangis tersedu-sedu setiap kali Rasulullah dizhalimi. Ali bisa merasakan betapa pedihnya hati fatimah saat ia membersihkan kotoran kambing dari punggung ayahnya yang sedang sholat, yang dilemparkan dengan penuh kebencian oleh orang-orang kafir quraisy.

Bagi Fatimah, sosok rasulullah, ayahnya, adalah sosok yang paling dirindukannya. Meski hati sedih bukan kepalang, duka tak berujung suka, begitu melihat wajah ayahnya, semua sedih dan duka akan sirna seketika. Bagi Fatimah, Rasulullah adalah inspirator terbesar dalam hidupnya. Fatimah hidup dalam kesederhanaan karena Rasulullah menampakkan padanya hakikat kesederhanaan dan kebersahajaan. Fatimah belajar sabar, karena Rasulullah telah menanamkan makna kesabaran melalui deraan dan fitnah yang diterimanya di sepanjang hidupnya. Dan Ali merasakan itu semua. Karena ia tumbuh dan besar di tengah-tengah mereka berdua.

Maka, saat Rasulullah mempercayakan Fatimah pada dirinya, sebagai belahan jiwanya, sebagai teman mengarungi kehidupan, maka saat itulah hari paling bersejarah bagi dirinya. Sebab, sesunguhnya, Fatimah bagi Ali adalah seperti bunda Khodijah bagi Rasulullah. Teramatlah istimewa.

Suka duka, yang lebih banyak dukanya mereka lewati bersama. Dua hari setelah kelahiran Hasan, putra pertama mereka, Ali harus berangkat pergi ke medan perang bersama Rasulullah. Ali tidak pernah benar-benar bisa mencurahkan seluruh cintanya buat Fatimah juga anaknya. Ada mulut-mulut umat yang menganga yang juga menanti cinta sang khalifah.

Mereka berdua hidup dalam kesederhanaan. Kesederhanaan yang sampai mengguncang langit. Penduduk langit bahkan sampai ikut menangis karenanya. Berhari-hari tak ada makanan di meja makan. Puasa tiga hari berturut-turut karena ketiadaan makanan pernah hinggap dalam kehidupan mereka. Tengoklah Ali, dia sedang menimba air di pojokkan sana, Setiap timba yang bisa angkat, dihargai dengan sebutir kurma. Hasan dan Husein bukan main riangnya mendapatkan sekerat kurma dari sang ayah.

Pun, demikian tak pernah ada keluk kesah dari mulut mereka. Bahkan, mereka masih bisa bersedekah. Rasulullah...tak mampu menahan tangisnya... saat mengetahui Fatimah memberikan satu-satunya benda berharga miliknya, seuntai kalung peninggalan sang bunda Khodijah, ketika kedatangan pengemis yang meminta belas kasihan padanya. Rasulullah, yang perkasa itu, tak mampu menyembunyikan betapa air matanya menetes satu persatu...terutama mengingat bahwa kalung itu begitu khusus maknanya bagi dirinya... dan fatimah rela melepasnya, demi menyelamatkan perut seorang pengemis yang lapar, yang bahkan tidak pula dikenalnya.

Dan lihatlah...langit tak diam. Mereka telah menyusun rencana. HIngga, melalui tangan para sahabat, kalung itu akhirnya kembali ke Fatimah. Sang pengemis, budak belaian itu bisa pulang dalam keadaan kenyang, dan punya bekal pulang, menjadi hamba yang merdeka pula. Dan yang terpenting adalah kalung itu telah kembali ke lehernya yang paling berhak...Fatimah.

Namun, waktu terus berjalan. Cinta di dunia tidaklah pernah abadi. Sebab jasad terbatasi oleh usia. Mati. Sepeninggal Rasulullah, Fatimah lebih sering berada dalam kesendirian. Ia bahkan sering sakit-sakitan. Sebuah kondisi yang sebelumnya tidak pernah terjadi saat rasulullah masih hidup. Fatimah seperti tak bisa menerima, mengapa kondisi umat begitu cepat berubah sepeninggal ayahnya. Fatimah merasa telah kehilangan sesuatu yang bernama cinta pada diri umat terhadap pemimpinnya. Dan ia semakin menderita karenanya setiap kali ia terkenang pada sosok yang dirindukannya, Rasulullah SAW.

Pada masa ketika kekalutan tengah berada di puncaknya, Fatimah teringat pada sepenggal kalimat rahasia ayahnya. Pada detik-detik kematian Rasulullah...di tengah isak tangis Fatimah...Rasulullah membisikkan sesuatu pada Fatimah, yang dengan itu telah berhasil membuat Fatimah tersenyum. Senyum yang tak bisa terbaca. Pesan Rasulullah itu sangatlah rahasia, dia hanya bisa terkatakan nanti setelah Rasulullah wafat atau saat Fatimah seperti sekarang ini...terbujur di pembaringan. Ya, Rasulullah berkata, "Sepeninggalku, ...diantara bait-ku (keluargaku), engkaulah yang pertama-tama akan menyusulku..."

Kini, Fatimah telah menunggu masa itu. Ia telah sedemikian rindu dengan ayahanda pujaan hatinya. Setelah menatap mata suaminya, dan menggenggam erat tangannya...seakan ingin berkata, "kutunggu dirimu nanti di surga...bersama ayah...", Fatimah Az-Zahra menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya... dalam deraian air mata... Ali menguburkan jasad istrinya tercinta itu...yang masih belia itu...sendiri...di tengah malam buta...Ali tidak ingin membagi perasaannya itu dengan orang lain. Mereka berdua larut dalam keheningan yang hanya mereka berdua yang tahu. Lama Ali terpekur di gundukan tanah merah yang baru saja dibuatnya. Setiap katanya adalah setiap tetes air matanya. Mengalir begitu deras. Hingga kemudian, dengan dua tangan terkepal. Ali bangkit berdiri...dan berteriak sekeras-sekerasnya sambil menghadap langit...." A L L A H U ... A K B A R".





Sumber : "Cinta di atas cinta" donoriadi.blogspot.com

Minggu, 20 Maret 2011

MENELADANI SIFAT INTEGRITAS DARI SAYIDINA UMAR BIN KHATTAB

Khalifah Umar  bin Khattab dari kabilah bani Adi, suatu keturunan yang menunjukkan kebesaran dan kehormatan dari suatu kaum. Salah satu suku Quraisy yang dikenal dengan ketrampilan  sebagai negoisator. Walau dari seorang  yang dikenal jago gulat dan orator ulung yang sangat keras menentang perjuangan Rasulullah dalam berdakwah tapi pada akhirnya menjadi pengawal paling gagah berani dalam menegakkan Islam.

Setelah pengangkatannya sebagai Khulafaur Rasyidin yang ke-2 Sayidina Umar berhasil menyatukan daratan Arabia sebagian Asia dan Eropa serta Afrika.  Kerajaan Constantinopel, Babilonia, Bizantium maupun Ctesiphon yang terkenal mempunyai armada tempur modern pun dengan mudah dapat dihancurkanya. Tapi semua kejayaan dan keagungan yang diperolehnya tidak merubah kesederhaan dan kesucian hatinya.

Pada suatu malam tatkala baginda sedang  tekun bekerja di bilik istananya, tiba-tiba Abdillah seorang putranya masuk untuk membincangkan sesuatu hal yang berhubungan dengan urusan keluarga. Tiba-tiba Umar memadamkan lampu yang terletak di mejanya yang digunakan untuk menerangi bilik kerjanya itu. Putranya merasa heran melihat sikap ayahnya itu seraya bertanya: "Kenapa ayah padamkan lampu itu?" Maka jawab ayahnya: "Benar  wahai anakku, tetapi kau harus ingat lampu yang sedang ayah gunakan untuk bekerja ini kepunyaan kerajaan. Minyak yang digunakan itu dibeli dengan menggunakan uaang kerajaan, sedang perkara yang hendak anakkanda perbincangkan dengan ayahanda adalah perkara keluarga."
Lantas Umar meminta pembantunya membawa lampu dari bilik dalam. Kemudian baginda pun berkata kepada putranya: "Sekarang lampu yang baru kita nyalakan ini adalah kepunyaan keluarga kita, minyak pun kita beli dengan uaang kita sendiri. Silakan kemukakan apa masalah yang anakanda ingin katakan  dengan ayahanda."

Kisah lain dari Sayidina Umar ketika salah satu dari anaknya, Abu Syahmah kedapatan mabuk didepan umum. Masalah ini tidak diselesaikan secara kekeluargaan dengan memanfaatkan jabatanya sebagai pemimpin tertinggi di daratan Arabia. Atas putusan siding pengadilan Abu Syahmah dihukum penuh delapan puluh cambukan. Diapun tewas. Integritas yang sangat mahal harganya.

Sayang sifat kesederhanaan dan memegang teguh prinsip integritas ini tidak diteruskan oleh Khulafaur Rasyidin ke-3 Ustman bin Affan yang merekrut gubernur-gubernur dan pejabat-pejabat tinggi dari kabilahnya sendiri, memberikan keleluasaan para pejabat untuk menumpuk-numpuk kekayaan dan tidak berani untuk memecat pejabatnya. Sebagai contoh tatkala Khalid bin Uqbah gubernur Kufah yang didapati mabuk sampai tak sadarkan diri Utsman tidak memecatnya apalagi  menghukum cambuk 80 kali sampai mati seperti yang dilakukan Umar terhadap anaknya.

Demikianlah besarnya sifat amanah dari seorang Amirul Mukminin dengan kekuasaan yang maha luas. Bisakah kita sebagai pemimpin meneladani  sifat amanah dari seorang  Umar yang telah menjalani hidup dengan kekayaan batin dan integritas pribadinya yang nyaris sempurna.

Disarikan dari buku Barnaby Rogerson "The Heirs of the Prophet Muhhamad"

Selasa, 08 Maret 2011

SUCCES IS JOURNEY, NOT A DESTINATION

Kalau anda ingin menghasilkan kesuksesan yang luar biasa, mengapa anda tidak mau berusaha lebih keras dari yang lainnya?  Kesuksesan tidak pernah datang dengan mudah dan murah! Anda selalu harus membayar penuh harganya, menebusnya dengan perjuangan anda.
Ingat ! Sukses tidak pernah jatuh dari langit, maka andalah yang harus mendaki tangga hingga sampai ke langit dan meraih sukses Itu dengan tangan anda sendiri 
Tidak ada sukses yang datang tanpa  anda membayarnya dengan kerja keras. Dan anda harus selalu Membayarnya di depan! Anda harus BERUSAHA DULU barulah bisa sukses. Tidak bisa sebaliknya, dan pembayaran atas sukses ini tidak bisa dicicil separuh-separuh, Anda harus membayar dengan penuh setiap hari, sampai apa yanganda idam - idamkan ada di tangan anda.
Bila kita yakin tujuan dan jalan kita, maka kita terus memiliki ketekunan untuk tetap berusaha, ketekunan adalah kemampuan kita untuk bertahan ditengah tekanan dan kesulitan. Demikan pula hakikat sukses dalam hidup kita. Tiap kesuksesan yang datang menuntut kerja keras, itu adalah harga dari sebuah kesuksesan yang selalu anda inginkan. Setiap orang yang meraih sukses luar biasa selalu juga memberikan usaha yang luar biasa, kesungguhan yang luar biasa, perjuangan yang keras, sebelum akhirnya datang satu kesuksesan.

Pepatah mengatakan bahwa ribuan kilometer langkah  di mulai dengan satu langkah.  Sebuah langkah besar sebenarnya terdiri dari banyak langkah-Langkah kecil, dan langkah pertama keberhasilan harus kita mulai dari diri kita sendiri.  Jangan hanya berhenti di langkah pertama, kita harus tetap mengambil lagkah selanjutnya.  Memang semakin jauh kita berjalan, semakin banyak rintangan yang menghadang. Bayangkan, andai saja kemarin kita berhenti, maka kita tidak berada di sini sekarang.Setiap langkah menaikkan nilai diri kita, apapun yang kita lakukan,jangan sampai kehilangan ketekunan kita. Karena ketekunan adalah daya tahan kita.
Tak seorang pun karyawan yang tak ingin sukses. Semua pasti  Ingin memiliki jenjang karir yang menjanjikan masa depan cerah.
Untuk meraihnya, tentu saja dibutuhkan usaha dan pengorbanan ang cukup besar. Beberapa tip berikut, mungkin dapat membantu Anda mencapai jenjang karir yang diinginkan:

Mulailah dengan kejujuran
Kejujuran adalah mata uang yang sangat laku di semua tempat 

Berdedikasi tinggi.
Untuk mewujudkan cita-cita akan karir yang terus berkembang, diperlukan daya juang dan dedikasi pada perusahaan yang tinggi. Usahakan jangan berdedikasi jika hanya ingin mendapatkan promosi jabatan atau kenaikan upah semata. Lakukan semua pekerjaan dengan disiplin yang tinggi. Bila perlu disertai dengan prestasi yang menonjol di bidang yang Anda geluti.

Berinisiatif. 
Jangan ragu untuk melontarkan Ide dan inisiatif. Tunjukkan Pula hasil karya penyelesaian tugas,kerja sama dan komunikasi yangmemuaskan semua pihak.

Menambah ilmu dan pengalaman. 
Tingkatkan kepercayaan diri dengan memperbanyak ilmu dan keterampilan yang relevan dan signifikan agar dapat memberikan hasil karya memuaskan.

Tidak gagap teknologi. 
Di zaman yang serba canggih ini, ada baiknya jika Anda menguasai teknologi internet, penggunaan software tertentu dalam proses bisnis diperusahaan, dan teknologi yang relevan dengan kompetensi khusus.

Jalin kerja sama dengan unit-unit terkait. 
Pekerjaan yang kita lakukan sehari-hari pasti terkait dengan unit bisnis lainnya. Oleh karena itu ada baiknya jika Anda menunjukan sikap bersahabat, serta menghargai bantuan atau karya orang lain. Lakukan juga hubunga komunikasi yang baik dengan sesama bawahan maupun atasan. Jangan lupa untuk mengucapkan kata terima kasih atas bantuan dan kerja sama mereka.

Selalu menjaga sikap. 
Sebuah perusahaan yang berkualitas tentunya menuntut karyawannya untuk selalu menjaga  penampilan diri,  serta kesopanan dalam tutur kata. Ada baiknya jika Anda selalu menyesuaikan cara berpakaian dengan budaya perusahaan yang berlaku. Terlebih sikap ramah, tersenyum, dan sopan yang selalu ditunjukkan dalam perilaku kerja.



“Tidak ada yang tidak bisa asal kita mau mengerjakannya dengan sungguh-sungguh”

Bahan : Di sadur dari berbagai sumber

Selasa, 01 Maret 2011

LAKUKAN HAL YANG BIASA DENGAN CARA YANG LUAR BIASA

" Bekerja dengan baik, itulah yang ditempuh banyak orang untuk memetik keberhasilan.
Kemmons mencium kebutuhan pelancong akan motel sederhana tapi bersih, Ia pun mendirikan Holiday Inns.
Sam Walton bercita-cita membangun jaringan toko kelontong dengan harga murah dan pelayanan ramah, hasilnya Wal-Mart jaringan pasar swalayan terbesar di AS.

Menjadi orang sukses tak perlu menunggu punya gelar, mulailah sekarang juga.
Pilih hal yang sederhana baru kemudian mengembangkannya. Misalnya, adakah yang lebih sederhana dari menjawab telepon? Tapi berapa orang yang bisa melakukannya dengan baik?
Mengapa seorang pengusaha harus mewawancarai puluhan pelamar sebelum menemukan seorang resepsionis yang mampu menjawab dan berbicara melalui telepon dengan baik.
Bersungguh-sungguhlah melakukan apapun, entah itu berkebun, berbenah rumah, mencuci,memasak, dll.
Bila ada pelayan hotel terbaik di dunia, yang membersihkan kamar hotel sebagai kerja seni; atau juru masak yang mengesankan tamu dengan hidangan sederhana tapi disiapkan dengan lezatnya; atau pramuniaga yang melayani pelanggan seperti melayani orang terpenting di dunia, Saya yakin orang akan berebut mempekerjakan dan membayar mereka dengan gaji tinggi.
Pelajari minat, bakat, dan kemampuan anda. Peluang tidak pernah berujung.

Banyak orang yang tidak kreatif dengan kemampuannya sendiri. Mereka malah mengharapkan kemampuan yang tidak dimiliki, sementara kemampuan sendiri tidak dimanfaatkan.
Ini ibarat orang pendek kecil menghampiri kawannya yg tinggi besar, lalu berkata : "Kalau badanku sebesar kamu, akan kurambah gunung, kutangkap beruang terbesar, lalu kurobek-robek badannya.
" Si besar menatap si kecil sambil tersenyum, "Beruang kecil kan juga banyak di hutan!"

Renungkanlah itu !!!
 Mengapa anda harus  mengeluh karena tidak mampu mengatasi beruang besar,
sementara beruang-beruang kecil yg bisa anda atasi menari-nari di sekitar anda?
Kita mesti mau memanfaatkan apa yg kita punyai, di mana kita berada, dan mengambil yg terbaik dari situ. Rahasia yang mengubah orang menjadi pemenang adalah lakukan hal yg biasa dgn cara yg luar biasa.

di sadur dari : Anonim